Jumat, 26 November 2010

Penyakit Penting Kelapa Sawit

Pengembangan di lahan bekas hutan bukan bekas kelapa dalam
Prospek pasar yang cukup besar untuk memasok minyak makan dan bahan bakar, andalan penghasil devisa Penyakit penting diantaranya busuk pangkal batang, busuk tandan, penyakit daun di pembibitan/ tan muda, penyakit busuk tajuk

1. Busuk Pangkal Batang disebabkan Ganoderma boninense


Banyak menjadi masalah di bekas kebun kelapa, daerah serangan terus meluas. Serangan terjadi di semua fase tumbuh.

Gejala:
Serangan baru diketahui dr perubahan pada daun, spt mempunyai janur lebih banyak, warna hijau pucat/ kusam, daun tua layu, patah pd pelepahnya dan menggantung disekitar batang. Gejala di daun bukan gejala khas krn bisa disebabkan gangguan translokasi hara dan air. Gejala di daun terjadi stl serangan tergolong lanjut.

Pd pangkal batang terjadi pembusukan, di bag dalam terjadi pembusukan kering warna coklat muda dan seringkali terlihat pertumbuhan miselium. Terbentuk pula jalur demarkasi coklat gelap yg merupakan penumpukan blendok

Gejala lanjut (serangan parah) akan terbentuk badan buah (sporofor) di pangkal batang atau akar dekat batang.

internal symptoms on stem

Karpofor muda pd basal

Karpofor tua

Penularan penyakit lewat kontak akar dgn tunggul yg terinfeksi. Akar cenderung mencari bahan organik.

Sumber penyakit berasal dr batang, akar, pelepah sawit atau kelapa dalam yg membusuk akibat G. boninense. Patogen menyebar bersamaan dgn bahan organik yg mengandung patogen. Ada indikasi spora juga dpt sebagai propagul.

Kondisi lahan berdrainase jelek, gulma yg berat, pertumbuhan tanaman yg kurang baik dapat memperberat serangan, tapi ini tidak selalu berkolerasi positif

Pengendalian:
1. Membersihkan sumber infeksi
Penyiapan lahan dgn membuang sumber penyakit (bahan organik yg mengandung patogen). Untuk penanaman ulang lubang hrs bersih dr gumpalan bahan organik Membuang jauh atau membusukkan batang atau bongkahan akar tanaman yg sakit Melepaskan Trichoderma sp pada dan disekitar lubang tanam, tumpukan bahan organik
2. Mencegah penularan di kebun
Membongkar tanaman yang belum terserang berat (memperlihat gejala kelayuan daun). Diperlukan monitoring berkala Meracun tanaman yg sudah bergejala layu daun, patah pelepah. Ini utk mempercepat pembusukan tanaman shg mikroorganisme antagonis dpt bekerja. Bila bisa mendeteksi serangan dini di batang, dianjurkan membuang (dikerok) bagian yg sakit sampai pd bagian kayu batang berwarna kekuningan (jaringan sehat). Luka ditutup dgn protektan, fungisida.

Busuk Tandan disebabkan Marasmius palmivorus
Mulai jadi masalah, terutama untuk tandan yg tidak bisa langsung diproses, tandan yang kotor

Gejala Serangan:
Terbentuk miselia putih atau merah jambu pd permukaan, khususnya di pangkal tandan buah atau ijuk. Patogen terus berkembang menginfeksi ke mesokarp menyebabkan buah busuk lunak, berwarna coklat dan gugur. Biasanya menyebarkan bau tengik. Bila buah yg terserang dibiarkan akan menjadi sumber penyakit thd tandan buah berikutnya. Pada infeksi lanjut akan terbentuk tubuh buah (basidiokarp) di bagian tanaman yg terinfeksi.

Buah-buah sawit yg terserang saling berlekatan shg agak menyulitkan dalam pengolahan. Bila buah yg terserang diolah maka kualitas minyaknya rendah, karena terbentuk asam lemak. Perkembangan patogen masih terus berlangsung walau sudah di penampungan

Jalinan miselium pd pangkal tandan

Basidiokarp

Penyebaran patogen melalui spora yg diterbangkan angin, potongan miselium bersamaan dgn bahan organik. Perkembangan penyakit tergantung pada kondisi lembab di dan sekitar tandan buah. Ini disebabkan:
  1. Tanaman yg terlalu rimbun dan rapat
  2. Tingginya curah hujan
  3. Drainase kebun jelek
  4. Kotor/ penumpukan bahan organik di sekitar tandan buah

Pengendalian:
  1. Sanitasi (membersihkan daerah tandan dari gulma, bunga jantan/ buah yg gugur, tandan yg mati
  2. Penjarangan daun
  3. Perbaikan drainase
  4. Pemilihan varietas yg tidak rimbun, berdaun agak melebar
  5. Meningkatkan penyerbukan

3. Bercak Daun yg menyerang tanaman di pembibitan
Banyak jenis patogen yg menyerang daun selama di pembibitan. Gejala yg ditimbulkan hampir sama, perlu pemeriksaan di lab. Gejala lanjut berupa hawar (blight). Bila ada serangan mengindikasikan pembibitan dikelola kurang baik
Tidak menyebabkan kematian tanaman tetapi memperlemah bibit, memperlama perawatan di pembibitan, meningkatkan kematian bibit stl ditanaman di lapangan, menjadi sumber penyakit tanaman lain, memperlama masa TBM
Patogen yg menyerang antara lain:
Curvularia maculans
Helminthosporium geniculatum
Botryodipodia
Melanconium
Glomerella

Patogen no 3, 4, 5 hadir bersama membentuk gejala blight
Gejala serangan Botryodiplodia diawali bercak kecil tembus cahaya, kemudi-an membesar warna coklat tua dgn halo. Bila bercak-bercak bersatu daun akan mengering, bagian tengah warna jadi kelabu dgn bintik hitam yg merupakan piknidium patogen
Serangan Melanconium sp ditandai dgn timbul bercak yg jernih kemudian membesar warna coklat kebasahan. Bercak cepat meluas dan mengering dengan batas warna coklat kemerahan. Pada jaringan yg mati timbul bintik-bintik hitam

Serangan Glomerella sp ditandai bercak yg dibatasi tulang daun warna coklat kemerahan yg kemudian memanjang. Bercak dikelilingi halo kuning pucat. Pusat bercak mati, mengering dan rapuh dan akan kita temui bintik-bintik hitam merupakan aservulus patogen

Serangan Curvularia sp biasa terjadi pd daun pupus atau dua daun termuda berupa bercak bundar warna coklat muda dgn pusat yg mencekung. Bercak dpt terlihat di kedua permukaan dan menjalar membentuk bercak baru sesuai aliran air. Gejala lanjut bercak membesar, daun mengering

Serangan awal Helminthosporium sp berupa bercak kecil hijau pucat yg kemudian menjadi hijau jernih dikelilingi halo kuning pucat yg lebar. Bercak ini meluas dan dipusatnya akan berwarna coklat yg semakin lama membesar.
Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh:
Kondisi tanaman yang lemah (tumbuh kurang subur, kekurangan hara)
Adanya luka di daun atau melemahnya jaringan daun
Kondisi tempat pembibitan yang lembab
Patogen disebarkan dalam bentuk konidia dgn bantuan angin, percikan air saat penyiraman atau hujan
Pengendalian:
Mengusahakan tanaman tumbuh subur (pemupukan dan pemberian air)
Membuang bagian daun yg terserang bila serangan masih ringan, atau menyingkirkan bibit yang sakit
Mengindari kondisi lembab di pembibitan dgn mengurangi populasi tanaman, memperbaiki drainase dan sirkulasi udara, tempat pembibitan yg lebih terbuka
Serangan Curvularia menimbulkan bercak di daun warna coklat kemerahan, dan bila berkembang warna jadi kelabu dan menyebabkan daun mengering




BUSUK JANUR (Crown disease)
Penyebab masih belum diketahui pasti

Senin, 22 November 2010

PERANCANGAN PERCOBAAN

Pendahuluan
Ilmu perancangan percobaan (experimental design) merupakan cabang ilmu statistika, yang mempelajari cara-cara mengatasi, mengisolasi atau mengontrol keragaman materi atau lingkungan suatu percobaan. Sehingga perbedaan-perbedaan yang timbul sebagai akibat berbagai perlakuan terhadap satuan-satuan percobaan dapat dipisahkan dengan jelas. Dengan demikian kesimpulan yang akan ditarik dari suatu percobaan dalam menjawab hipotesis-hipotesis dapat dilaksanakan secara objektif.
Menurut Yitnosumarto (1993), perancangan percobaan adalah aturan yang digunakan untuk mendapatkan data di dalam suatu percobaan. Metode perancangan percobaan digunakan sebagai suatu aturan untuk menempatkan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan. Di dalam perancangan percobaan, kita bertujuan untuk mengukur pengaruh perlakuan, misal: pemberian pupuk dengan kadar berbeda2 terhadap suatu jenis varietas tertentu, pemberian perlakuan berupa jenis musik yang berbeda-beda pada suatu kelompok belajar, dll.
Langkah-langkah terpenting dari suatu percobaan adalah:
(1) perencanaan;
(2) pelaksanaan; dan
(3) analisa statistik.
Adapun prinsip dasar dalam upaya meningkatkan validitas penelitian yaitu:
(1) pengulangan (replication),
(2) pengacakan (randomization), dan
(3) pengendalian lokal (misal melalui pengelompokan satuan-satuan percobaan).
Pengulangan (replication), berfungsi agar dapat menilai galat percobaan (eksperimental error) atau keragaman bahan percobaan, haruslah setiap perlakuan dicobakan dalam lebih dari satu satuan percobaan.
Pengacakan (randomization), dimana satuan percobaan harus mempunyai peluang yang sama dalam menerima suatu perlakuan tertentu. Dengan cara ini terhindarlah percobaan dari bias yang disebabkan adanya perbedaan antara satuan-satuan percobaan.
Sedangkan lokal kontrol (pengawasan setempat), satuan-satuan percobaan yang mendekati keseragaman dikumpulkan menjadi kelompok-kelompok. Dengan demikian perbandingan-perbandingan di dalam kelompok akan memiliki ketepatan yang tinggi, sedangkan beda-beda yang terdapat antara kelompok itu menjamin bahwa daerah pengambilan kesimpulan tidak menjadi terlalu sempit.
Percobaan adalah penyelidikan terencana untuk mendapatkan fakta baru, untuk memperkuat atau menolak hasil-hasil percobaan terdahulu. Percobaan tersebut secara kasar dimasukan ke dalam 3 kategori yaitu: (1) percobaan pendahuluan; (2) percobaan kritis; dan (3) percobaan demonstrasi.
Percobaan pendahuluan, peneliti mencoba sejumlah besar perlakuan untuk mendapatkan petunjuk bagi percobaan mendatang; Percobaan kritis, peneliti membandingkan respons terhadap beberapa perlakuan yang berbeda untuk memastikan beda-beda yang bermakna. Sedangkan percobaan demonstrasi, sering dilakukan oleh petugas penyuluhan, misalnya ketika ia membandingkan respons suatu perlakuan baru dengan yang sudah baku.

Tujuan Percobaan
Dalam merancang percobaan kita harus menyatakan tujuannya secara jelas, membuat hipotesis yang hendak diuji, dan pengaruh yang hendak diduga. Terlihat dengan bertambahnya ulangan akan menambah informasi, hal sebaliknya informasi akan berkurang bila satuan percobaan mempunyai keragaman yang tinggi.

Satuan Percobaan dan Perlakuan
Satuan percobaan atau petak percobaan adalah satuan bahan tempat diterapkannya suatu perlakuan. Perlakuan adalah prosedur yang pengaruhnya hendak diukur dan dibandingkan dengan perlakuan lain. Sedangkan satuan penarikan contoh yaitu suatu bagian dari satuan percobaan dimana pengaruh perlakuan diukur.

Galat Percobaan
Galat percobaan adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan yang berasal dari satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misal satuan percobaan yaitu sebuah kandang ayam dengan 50 ayam diberi perlakuan ransum, maka diperlukan sebuah kandang lain dengan 50 ayam yang diberi perlakuan ransum yang sama, agar kita dapat menduga keragaman diantara satuan percobaan yang mendapat perlakuan yang sama tersebut.. Demikian pula bila pengukuran dilakukan per individu ayam (misal bobot), maka bila perlakuan hendak dibandingkan pengaruhnya maka setiap beda yang teramati sebagian disebabkan oleh beda antar kandang dan beda ini kemungkinan lebih besar dari pada beda antar ayam.

Ulangan dan Fungsinya
Bila perlakuan diberikan lebih dari sekali dalam suatu percobaan, maka perlakuan dikatakan diulang. Fungsi ulangan adalah:
1. Untuk menghasilkan nilai dugaan bagi galat percobaan
2. Meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah perlakuan
3. Memperluas daya cakup kesimpulan percobaan melalui pemilihan dan penggunaan yang tepat satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi.
4. Mengendalikan ragam galat percobaan.

Transformasi Data
Seringkali data dari suatu pengamatan baik dari hasil suatu survei maupun penelitian berupa percobaan di laboratorium tidak menyebar menurut kaidah yang diinginkan, sehingga data tersebut perlu ditransformasi sehingga memenuhi kriteria untuk dianalisis ragam. Menurut Bartlett (1947), transformasi yang ideal harus memenuhi kriteria sebagai berikut: pertama, ragam dari peubah yang baru tidak dipengaruhi oleh perubahan rata-rata; kedua, peubah yang baru hendaknya menyebar normal; ketiga, skala pengukuran peubah yang baru hendaknya sedemikian sehingga nilai tengah aritmatik dari contoh merupakan penduga yang efisien terhadap nilai tengah yang sesungguhnya; dan keempat, skala pengukuran peubah yang baru hendaknya sedemikian sehingga pengaruh sesungguhnya bersifat linier dan aditif.
Berikut ini akan diberikan beberapa jenis transformasi yang sering digunakan dalam rancangan percobaan, antara lain: transformasi logaritmik, transformasi akar kuadrat, dan transformasi arcsin.

Transformasi Logaritmik
Transformasi logaritmik paling sesuai untuk data dimana simpangan bakunya berbanding terhadap nilaitengahnya atau bila pengaruh perlakuan bersifat multiplikatif. Keadaan ini umumnya diperoleh bilamana data berupa bilangan bulat dan mencakup wilayah nilai yang lebar.
Dalam transformasi logaritmik, nilai nol dan nilai-nilai yang sangat kecil (misalnya kurang dari 10) maka sebaiknya digunakan transformasi log(Y + 1) daripada log(Y), di mana Y adalah data aslinya.

Transformasi Akar-kuadrat
Transformasi akar-kuadrat cocok digunakan untuk data bilangan bulat yang kecil, misalnya data yang diperoleh dalam menghitung kejadian yang jarang seperti banyaknya tanaman yang terkena penyakit dalam suatu petak, banyaknya serangga yang tertangkap dalam perangkap atau banyaknya gulma dalam petak. Untuk data seperti ini, ragamnya cenderung berbanding dengan nilaitengahnya.
Transformasi akar-kuadrat juga cocok untuk data persentase apabila wilayahnya antara 0 dan 30% atau antara 70 dan 100%. (untuk nilai-nilai persentase dengan wilayah yang lain dapat mengikuti ketentuan transformasi arcsin).
Apabila kebanyakan data dalam suatu gugus data adalah kecil (yaitu kurang dari 10), terutama dengan adanya angka nol, sebaiknya digunakan daripada .

Transformasi Arcsin
Transformasi arcsin cocok untuk data proporsi, yang dinyatakan sebagai pecahan desimal atau persentase. Dengan catatan bahwa data persentase yang diperoleh dari data perhitungan seperti persentase anakan tidak produktif (yang diperoleh dari perbandingan banyaknya anakan tidak produktif dengan jumlah anakkan), jadi harus bisa dibedakan dari jenis persentase data lain seperti persentase protein atau kabohidrat yang diperoleh bukan dari perhitungan. Adapun formula transformasinya adalah dimana nilai 0% harus diganti dengan (1/4n) dan nilai 100% dengan (100 - 1/4n) dimana n adalah penyebut yang digunakan dalam menghitung persentase.

Berikut ini diberikan beberapa aturan untuk memilih jenis transformasi yang cocok untuk data persentase yaitu:
1. Untuk data persentase yang berada diwilayah 30 sampai 70% tidak diperlukan transformasi.
2. Untuk data persentase yang berada dalam wilayah apakah 0 sampai 30% atau 70 sampai 100%, tetapi tidak keduanya, seharusnya digunakan transformasi akar kuadrat.
3. Untuk data persentase yang tidak mengikuti aturan 1 atau 2 seharusnya digunakan transformasi arcsin.

Minggu, 21 November 2010

Hanya Kamu

Setiap langkahku selalu ada bayangmu
Setiap impianku hanya dirimu
Kebahagiananku ada padamu
Impian ku hanya bersamamu

kau selalu kusayang dan kucintai
Jangan kau pergi dariku
Dan jangan pernak kau tinggalkan ku
Hidupku tiada berarti tanpamu

Aku membutuhkanmu dalam hidupku
Menjadi lebih bermakna
Kasih sayangmu membuat ku terus bertahan
dan mengajari aku apa arti cinta yang sesungguhnya

Emotion to Obrolan Facebook

Copy Paste aja emo icon dibawah ini di obrolan mu.......
DESKRIPSI SHORTCUT
Happy :)
Wink ;)
Laughing eyes >:o
Grumpy ;)
Crying emote :'(
Glasses 8)
Rude :p
Dork -_-
Devil 3:)
Kiss :*
Pacman :v
Weird guy’s face :putnam:
Penguin <(")
Really happy :D
Happy eyes ^_^
Cat smile :3
Sad :(
Shocked :o
Cool shades 8|
Woot?! O.o
Duhhh :/
Angel O:)
Love ♥
Robot :|]
Shark (^^^)

THANK’S FOR GOD,…

Thank god, till now you still give me breath. I do not want a special on this day, that I want only happiness for the people who are beside me and thanks for good fortune and health have you given to my family